Selasa, 30 November 2010

Nilai Waktu dari Uang

Uang mempunyai nilai waktu. Artinya Rupiah sering mempunyai daya beli yang berbeda dari waktu ke waktu. Emas yang pada saat ini berharga Rp.400.000,-/gr. barangkali harganya cuma Rp.300.000,-/gr setahun yang lalu. Rupiah yang ditempatkan dalam deposito sebesar Rp.10.000.000,- bulan depan akan cair menjadi Rp.10.060.000,- Nampak jelas bahwa uang saat ini lebih berharga daripada uang mendatang. Intinya karena dengan uang yang ada di tangan saat ini kita bisa menggunakan untuk keperluan apa saja. Sedangkan dengan uang sebulan kemudian atau terlebih setahun kemudian, kita tidak bisa memanfaatkannya saat ini. Pada saat uang tersebut kembali di tangan kita setahun kemudian, kemungkinan akan dihadapkan dengan harga barang-barang yang sudah meningkat... Disadari atau tidak, nilai waktu dari uang ini mendasari konsep present value dan future value dalam kehidupan kita sehari-hari, terlebih bagi wirausahawan. Kalau kita amati lebih mendalam, konsep nilai waktu dari uang ini, berkaitan dengan penerapan suku bunga dan atau adanya inflasi di dalam negeri.
Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari: sebuah motor Yamaha dengan harga tunai (saat ini) sebesar Rp.12.000.000,- bila harus dibayar secara angsuran selama 3 tahun menurut tabel yang tersedia, total yang akan dibayarkan mencapai Rp.14.000.000,-, berarti ada selisih harga saat ini dengan saat pelunasannya sebesar Rp.2.000.000,- Dalam hal ini konsumen tidak keberatan membayar lebih  karena selagi motor tersebut belum lunas dia bisa memakai sepuas hatinya, persis seperti halnya bank mau membayar bunga deposito kepada nasabahnya karena bank dapat memanfaatkan dana deposito yang ditempatkan di bank tersebut.

Senin, 29 November 2010

Rupiah dan Valuta Asing

Pengertian
Rupiah adalah mata uang negara yang resmi di Indonesia, sedangkan mata uang  negara lain merupakan mata uang asing (foreign currency), disebut juga valuta asing (valas). Valuta asing bisa kita beli pada nilai/kurs yang berlaku saat itu di pedagang valuta asing atau money changer (MC), atau di bank-bank yang memperdagangkan valuta asing. Wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, menginap di hotel atau membeli souvenir, harus menukar mata uang yang dibawanya menjadi rupiah terlebih dahulu. Sebaliknya, orang Indonesia yang akan ke luar negeri, akan membeli terlebih dahulu mata uang negara yang mau dikunjunginya itu.  MC atau bank akan menetapkan 2 kurs terhadap setiap mata uang asing, disebut dengan kurs beli dan kurs jual (dilihat dari sisi mereka). Mereka akan membeli valas dengan kurs (beli) yang lebih rendah daripada kurs jualnya. Selisih kurs jual dan beli itu disebut spread, dan merupakan keuntungan bagi pedagang valas tersebut. Nilai valas (kurs) terhadap rupiah berubah setiap hari, mengikuti perkembangan ekonomi masing masing negara dalam hubungan internasionalnya. Pada skala internasional, mata uang asing dari seluruh dunia diperjual belikan di pasar valas yang kita sebut dengan Foreign Exchange (forex).

Nilai dari Uang

Nilai Intrinsik dan Nilai Nominal
Nilai intrinsik adalah nilai mata uang tersebut dari bahan yang dibuatnya. Mata uang kertas bisa dibilang tidak mempunyai nilai intrinsik, sedangkan uang logam/koin mempunyai nilai intrinsik sesuai nilai/harga logam yang digunakan dalam pembuatan koin tersebut. Kalau nilai intrinsik koin lebih tinggi dari nilai nominalnya, bisa saja koin tersebut akan  menghilang dari peredaran karena dilebur menjadi barang lainnya.
Nilai nominal dari mata uang adalah nilai seperti yang tertera/tertulis dalam mata uang tersebut, misalnya Rp.10.000,- atau Rp.100.000,- Nilai ini ditetapkan oleh Pemerintah, dan kita akan menerimanya begitu saja, karena uang tersebut akan menjadi alat pembayaran yang syah di Indonesia, yang akan diterima oleh semua pihak.

Nilai Sekarang dan Nilai Mendatang
Dalam ilmu ekonomi uang juga mempunyai nilai sekarang (present value) dan mempunyai nilai mendatang (future value). Berbeda dengan pengertian nilai nominal, maka nilai uang disini akan dikaitkan dengan daya belinya yang berbeda karena perbedaan waktu. Harga emas saat ini yang sebesar Rp.400.000,-/gr, mungkin saja tahun lalu hanya berharga Rp.300.000,-/gr itu berarti ada kemerosotan nilai rupiah kita. Harga semen yang saat ini Rp.55.000,-/zak, tahun depan akan menjadi Rp.60.000,-/zak. Sertifikat deposito Anda yang saat ini bernilai Rp.100 juta,- bulan depan akan cair menjadi Rp.100.500.000,-Contoh tersebut menunjukkan bahwa nilai sekarang dari nilai nominal suatu mata uang akan lebih berharga daripada nilai mendatangnya. Merosotnya nilai mata uang bisa jadi disebabkan karena adanya kenaikan tingkat suku bunga  atau bisa juga disebabkan faktor inflasi.

Fungsi Uang

Sebagai Alat Tukar
Dengan uang kita bisa memenuhi kebutuhan kita sehari-hari, misalnya dengan membeli makanan, pakaian atau membayar tagihan listrik, koran, membayar ongkos angkot, bus, kereta api, pesawat terbang dsb. Intinya dengan uang kita bisa menukarkannya dengan berbagai barang atau jasa yang kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai Alat Menabung
Kita bisa menggunakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan kita dimasa yang akan datang. Fungsi ini sama saja dengan fungsi alat tukar yang kita tunda. Untuk membeli rumah yang tentunya mahal, atau naik haji pada usia tertentu, kita bisa menyisihkan sebagian uang kita saat ini, dan mengumpulkannya sedikit demi sedikit dalam bentuk tabungan. Setelah jumlahnya besar, kita bisa menggunakannya untuk apa saja, seperti keperluan yang sudah kita rencanakan maupun kebutuhan mendadak yang tidak kita perkirakan sebelumnya.

Sebagai Satuan Hitung 
Bila Anda mau menjual sebidang tanah yang luasnya 200 m2 dengan harga Rp.1 juta, per m2 nya, maka Anda bisa berhitung bahwa Anda meminta tanah tersebut dihargai Rp.200 juta,- Kalau Anda mau memberi diskon 10% bagi yang membeli tanah tersebut secara tunai, maka Anda akan menghitung, uang yang bakal diterima berjumlah Rp.180 juta,-
Kalau Anda mau belanja di suprmarket, harga gula pasir Ro.12.000,-/kg, telor Rp.14.000,-/kg, Bimoli Rp.20.000,-/2lt ... maka semua itu dihitung dengan satuan uang dalam hal ini rupiah.

Sebagai Alat Bayar yang Syah
Kalau Anda harus membayar pajak, menerima gaji setiap bulannya dalam rupiah, maka rupiah itu merupakan alat bayar yang syah di Indonesia. Bila Anda pergi ke Saudi Arabia, Anda tidak bisa bertransaksi dengan rupiah, karena alat bayar yang syah disana adalah reyal.